Prosesi wisuda ini sebagai bentuk perwujudan dukungan KJRI Jeddah Arab Saudi dan Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri (PPMLN) UT.
Wisuda kali ini menjadi momentum penting bagi UT karena untuk pertama kalinya dapat dilaksanakan di Arab Saudi.
«Berbagai tantangan dan kendala sebagai pembelajar jarak jauh, apalagi ini di luar negeri, tentu banyak sekali hambatan yang harus diatasi dan itu sangat tidak mudah. Perjuangan yang sangat panjang dan melelahkan itu akhirnya pada saat ini Bapak dan Ibu dapat memetik hasilnya,» tutur Ojat.
Lulusan yang mengikuti wisuda berjumlah 29 orang.
Mereka terdiri dari sejumlah program studi, yakni Ilmu Pemerintahan satu orang, Ilmu Administrasi Bisnis empat orang, Manajemen sembilan orang, Ilmu https://www.dioceseinfo.org/ Komunikasi tujuh orang, Akuntansi satu orang, Pendidikan Ekonomi satu orang, Pendidikan Kewarganegaraan satu orang, dan Sastra Inggris Bidang Minat Penerjemahan lima orang.
Ojat mengatakan, UT sejak awal didirikan 38 tahun lalu dihadirkan untuk menjawab tiga masalah besar yang dihadapi pemerintah. Yakni, pemerataan akses pendidikan bagi seluruh masyarakat.
Kedua, pemberian kesempatan kepada orang bekerja untuk kuliah. Ketiga, meningkatkan akses pendidikan tinggi kepada lulusan SMA yang tidak tertampung di 44 perguruan tinggi pada saat itu.
«Dalam rangka menjawab masalah pemerataan akses pendidikan tinggi maka UT didirikan pemerintah sebagai jawabannya. Sebab hak meraih pendidikan tinggi harus bisa dinikmati oleh seluruh masyarakat dan bangsa di mana pun berada,» ucapnya.
Dengan daya jangkau yang luas, yang didukung 39 Kantor UPBJJ-UT dan 1 Pusat Pengelolaan Mahasiswa Luar Negeri, UT optimistis mampu memperlebar sayap di luar negeri agar para PMI dapat bekerja sambil kuliah.
Harapannya, jumlah mahasiswa UT di luar negeri semakin tersebar melebihi kondisi pada tahun 2021 yang berada di 45 negara dan 91 kota di mancanegara.